Strategi UMKM Naik Kelas: Produksi Efisien, Pasar Luas!

Kamis, 12 Juni 2025 | 08:00 WIB

Strategi UMKM Naik Kelas Produksi Efisien Pasar Luas

LINK UMKM - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. Di tengah persaingan yang semakin ketat dan perubahan pasar yang cepat, UMKM dituntut untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi agar mampu bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kerja tanpa meningkatkan beban biaya yang tinggi, sekaligus mendapatkan harga jual yang optimal untuk produk atau jasa yang ditawarkan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh pelaku UMKM. Strategi ini tidak hanya ditujukan untuk mengefisienkan proses produksi, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai jual produk. Infografis di atas menyajikan empat jurus utama yang dapat diterapkan oleh UMKM guna meraih produktivitas tinggi dan harga jual yang optimal. Berikut ini adalah pembahasan mendalam dari keempat jurus tersebut:

 

  1. Tata Ulang Proses Produksi

Salah satu langkah penting untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan melakukan evaluasi dan penataan ulang proses produksi. Banyak UMKM yang menjalankan proses produksi berdasarkan kebiasaan atau pola kerja lama yang belum tentu efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi mendalam terhadap setiap tahapan produksi.

Evaluasi Tahap Produksi

Langkah pertama adalah mengidentifikasi proses-proses yang memakan waktu, biaya, atau tenaga secara tidak efisien. Beberapa contoh aktivitas tidak efisien meliputi:

  • Duplikasi pekerjaan atau proses yang tidak perlu.
  • Waktu tunggu yang terlalu lama antar proses.
  • Penumpukan stok bahan baku karena perencanaan yang tidak matang.
  • Tenaga kerja yang tidak dibagi secara optimal dalam proses produksi.

Setelah tahap evaluasi, langkah selanjutnya adalah menyusun ulang alur kerja (workflow) agar lebih efisien. Proses produksi yang baik adalah yang mampu mengurangi waktu, tenaga, dan biaya tanpa mengurangi kualitas produk. Misalnya, penggunaan alat bantu produksi yang sederhana namun efektif bisa membantu mempercepat proses dan mengurangi risiko kesalahan.

Alur Kerja Lebih Ringkas

Gunakan sistem kerja yang jelas dan terstruktur, seperti metode lean production, yaitu prinsip produksi ramping yang bertujuan menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah produk. Dengan alur kerja yang lebih ringkas dan jelas, pelaku UMKM dapat menyelesaikan proses produksi lebih cepat, mengurangi limbah bahan baku, serta menekan biaya produksi secara keseluruhan. Efisiensi ini akan berdampak langsung pada peningkatan produktivitas kerja dan margin keuntungan.

 

  1. Tingkatkan Kapasitas SDM

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama dalam operasional UMKM. Produktivitas usaha sangat bergantung pada kompetensi, kedisiplinan, dan motivasi dari tim kerja. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas SDM merupakan jurus kedua yang tidak boleh diabaikan.

Pelatihan Berkala

UMKM perlu mengadakan pelatihan secara rutin, baik dalam hal keterampilan teknis (seperti pengoperasian mesin produksi, pengemasan, atau pelayanan pelanggan), maupun keterampilan non-teknis (seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kerja tim). Pelatihan ini bisa dilakukan secara internal maupun melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan, dinas pemerintah, atau program CSR perusahaan besar.

Peningkatan Tanggung Jawab dan Produktivitas

Selain pelatihan, penting juga untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan terhadap pekerjaan. Berikan penghargaan atau insentif bagi karyawan yang menunjukkan kinerja baik. Tim kerja yang solid, termotivasi, dan andal akan menghasilkan output maksimal.

Ingat, sebuah tim yang terlatih dengan baik mampu melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih akurat, sehingga berkontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya.

 

  1. Uji Pasar Sebelum Produksi Massal

Banyak UMKM mengalami kerugian karena langsung memproduksi produk dalam jumlah besar tanpa mengetahui bagaimana reaksi pasar. Jurus ketiga yang perlu diterapkan adalah uji pasar sebelum melakukan produksi secara massal.

Produksi Skala Kecil

Langkah awal adalah membuat prototype atau memproduksi dalam jumlah terbatas. Setelah itu, lakukan pengujian pasar dengan cara menawarkan kepada kelompok konsumen kecil atau komunitas. Mintalah feedback atau masukan terkait produk tersebut, baik dari segi rasa, desain, kemasan, harga, maupun fungsinya.

Dengan melakukan uji pasar, pelaku UMKM bisa mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan produk secara lebih objektif. Hal ini sangat penting karena produk yang baik menurut produsen belum tentu sesuai dengan ekspektasi konsumen.

Penyesuaian Sebelum Produksi Besar

Setelah memperoleh masukan dari konsumen, lakukan penyesuaian produk sesuai kebutuhan pasar. Koreksi bisa dilakukan pada aspek bahan baku, kemasan, harga, maupun penyampaian pesan promosi. Dengan begitu, ketika produk masuk tahap produksi massal, risiko kegagalan pasar dapat diminimalkan.

Uji pasar membantu meningkatkan nilai jual karena produk sudah melalui proses penyempurnaan berdasarkan masukan nyata. Ini berarti produk akan lebih sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga lebih mudah diterima di pasaran dan memiliki potensi harga jual lebih tinggi.

 

  1. Manfaatkan Platform Digital

Digitalisasi menjadi kunci penting dalam pengembangan UMKM di era modern. Jurus keempat adalah memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar dan membangun brand.

Media Sosial dan Marketplace

Gunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan WhatsApp Business untuk mempromosikan produk secara konsisten. Visualisasi yang menarik dan narasi yang kuat mampu meningkatkan daya tarik produk. Sementara itu, marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lainnya memudahkan konsumen untuk membeli produk secara langsung.

Kombinasi antara media sosial untuk awareness dan marketplace untuk transaksi akan memperkuat kehadiran UMKM di dunia digital.

Tools Digital untuk Efisiensi

Selain itu, gunakan tools digital seperti aplikasi akuntansi, manajemen stok, CRM (Customer Relationship Management), dan aplikasi pengiriman barang untuk meningkatkan efisiensi operasional. Teknologi ini membantu pelaku UMKM menghemat waktu, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Eksposur = Nilai Jual

Dengan eksposur yang tinggi di dunia digital, produk UMKM akan lebih mudah dikenal masyarakat luas. Merek yang dikenal cenderung memiliki persepsi nilai yang lebih tinggi di mata konsumen. Artinya, produk yang sama bisa dijual dengan harga lebih tinggi hanya karena merek sudah dipercaya. Inilah kekuatan branding digital yang sangat berpengaruh terhadap harga jual optimal.

 

Penutup

Empat jurus di atas—penataan ulang proses produksi, peningkatan kapasitas SDM, uji pasar sebelum produksi massal, dan pemanfaatan platform digital—bisa menjadi senjata ampuh bagi UMKM untuk meningkatkan produktivitas sekaligus meraih harga jual yang optimal. Semua strategi tersebut membutuhkan komitmen dan konsistensi dalam pelaksanaannya.

UMKM perlu menyadari bahwa keberhasilan tidak datang secara instan. Namun, dengan perencanaan matang, pelaksanaan strategi yang tepat, serta evaluasi berkala, pelaku usaha mikro dan kecil akan mampu naik kelas dan bersaing tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional.

Dengan kata lain, produktivitas dan harga jual optimal bukan lagi mimpi, melainkan tujuan yang bisa dicapai dengan langkah nyata dan strategi yang tepat.

 

 

****

Penulis/editor : Silmi Kafah Andini

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x